Metode Sterilisasi
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
1. Sterilisasi uap
Adalah proses sterilisasi yang
menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121°. Kecuali
dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf, dan mungkin
merupakan proses sterilisasi paling banyak dilakukan. Biasanya digunakan untuk
bahan yang tidak tahan panas dan cahaya atau alat yang memiliki skala.
2. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi cara ini menggunakan
suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring.
Rentang suhu yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah
lebih kurang 15°, jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari
250°. Biasanya dilakukan sterilisasi pada suhu 160° selama 1 jam, 180° selama
30 menit dan 250° selama 15 menit.
3. Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah
gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan gas
etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan
meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama mengandung
ion klorida. Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai
alternative dari sterilisasi termal.
4. Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang
digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan
radiasi berkas electron. Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan derajat
jaminan sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga
dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan disterilkan dapat
diterima. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad radiasi
yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dapat diterima penggunaaan
dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
5. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi larutan yang labil
terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat
menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara
fisik. Perangkat penyaringan umumnya terdiri dari suatu matriks berpori
bertutup kedap atau dikaitkan dengan wadah yang tidak permeable. Efektivitas
penyaringan media atau penyaringan substrat tergantung pada ukuran pori
matriks, daya adsorpsi bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakannya. Ukuran
penyaring untuk partikel yaitu 0,45 mikron dan untuk bakteri 0,22 mikron.
6. Sterilisasi dengan aseptik
Proses ini mencegah masuknya
mikroba hidup kedalam komponen steril atau komponen yang melewati proses antara
yang mengakibatkan produk setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya
bebas mikroba hidup. Dimana bahan dan wadah tidak memeiliki cara sterilisasi
yang sama maka metode ini dapat digunakan sebagai cara sterilisasi sediaan.
0 komentar:
Posting Komentar