Selasa, 29 Januari 2019

Farmasi Bercerita: Metode Sterilisasi


Metode Sterilisasi Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV

1. Sterilisasi uap
Adalah proses sterilisasi yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121°. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi paling banyak dilakukan. Biasanya digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan cahaya atau alat yang memiliki skala.

2. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15°, jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250°. Biasanya dilakukan sterilisasi pada suhu 160° selama 1 jam, 180° selama 30 menit dan 250° selama 15 menit.

3. Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama mengandung ion klorida. Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternative dari sterilisasi termal.

4. Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas electron. Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan derajat jaminan sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan disterilkan dapat diterima. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dapat diterima penggunaaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.

5. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisik. Perangkat penyaringan umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dikaitkan dengan wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaringan media atau penyaringan substrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakannya. Ukuran penyaring untuk partikel yaitu 0,45 mikron dan untuk bakteri 0,22 mikron.

6. Sterilisasi dengan aseptik
Proses ini mencegah masuknya mikroba hidup kedalam komponen steril atau komponen yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya bebas mikroba hidup. Dimana bahan dan wadah tidak memeiliki cara sterilisasi yang sama maka metode ini dapat digunakan sebagai cara sterilisasi sediaan.

0 komentar:

Posting Komentar